Cerpen kecewa

     Setelah lama aku tidak berjumpa dengan kekasihku akhirnya sore tadi kita berdua di pertemukan. Tanpa sengaja saat hendak berbuka puasa di sebuah cafe di daerah ku aku bertemu dengan kekasihku. Saat mataku melihatnya, langsung saja ku hampiri dia yang sedang duduk sendirian sembari menunggu makanannya. Ketika aku menyapa responnya tidak seperti beberapa bulan yang lalu ketika kita bertemu. Akhirnya kita berdua berbincang-bincang.
" Mata kamu kok gitu, sembeb banget." Ucap ku
"Biasa aja." jawabannya (dingin)
"Kamu tuh kurang tidur, makannya jangan tidur larut malam ah."
"Suka-suka aku lah."
"Ya nggak boleh gitu, tidur itu harus tepat waktu, nggak baik buat kesehatan."
"Emang kamu ngalamin apa yang aku alami? Sudah bisa memberi saran."
"Ohh ok, kalau aku nggak boleh memberi saran, bentar lagi aku juga akan merasakan apa yang kamu rasakan, tapi aku tetap aku bukan kamu ketika beban pikiran selalu melampiaskannya ke aku ataupun ke orang lain juga. Kamu tuh jauh lebih beruntung dari pada aku yang terlahir sebagai perempuan, kamu masih bisa pergi kemanapun tanpa ada yang mengekang dan mau tidur dimana pun tak ada yang mengganggu, sedangkan aku bahaya selalu menghadang. Ingat satu hal penyesalan itu ada di belakang, hargai orang yang peduli dengan kamu meskipun ia tak tau apa yang terjadi padamu, mengapa dia tak tau? Karena kamu sendiri selalu bungkam dan tak mau berbagi dengannya." Tuturku

     Dia hanya diam terpaku mendengar semua ucapan-ucapan ku, lalu aku meninggalkannya seorang diri di sebuah cafe. Niat ku yang semula hendak berbuka puasa menjadi hilang. Seharusnya rasa bahagia yang menghiasi wajah dan hati ku karena setelah sekian lama tak bersua dengan sang kekasih akhirnya di perteukan, namun rasa yang semestinya itu kini hanya rasa kecewa yang menyelimuti seluruh perasaan ku. Setelah kepergianku aku berharap dia bisa berpikir lebih dewasa, karena rasa lelah itu pasti ada dalam diri manusia dan semua itu harus di tenangkan dan di kendalikan. Saat ingin melampiaskan semuanya itu carilah hal yang layak jadi pelampiasan bukan pacarmu ini.





By : Oktaviana iv

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerpen HSN

Puisi romansa